contact
Test Drive Blog
twitter
rss feed
blog entries
log in

Rabu, 30 Maret 2016


BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG
                 Komunikasi merupakan suatu aktifitas yang sangat sering dilakukan oleh setiap orang dalam lingkup apapun, dimanapun, dan kapanpun. Karena komunikasi sangatlah penting bagi kehiupan kita. Semua orang pasti butuh yang namanya komunikasi karena adanya komunikasi semuanya menjadi lebih mengerti. Komunikasi mempertemukan antara komunikan dengan komunikator. Komunikan yang menerima sedangkan komunikator yang menyampaikan pesan. Berinteraksi dengan cara berkomunikasi tidak harus dengan ucapan kata-kata tetapi juga bisa menggunakan gerak mimik tubuh seperti tersenyum, mengedipkan mata, melambaikan tangan, juga bisa menggunakan persaan yang ada dalam hati seseorang.Tetapi pesan komunikasi akan bisa diterima oleh komunikan apabila komunikan mengerti apa yang komunikator sampaikan.

                 Dari seiringnya perkembangan zaman, kita tentunya perlu bagaimana cara  berkomunikasi secara efektif. Karena dengan dapat berkomunikasi secara efektif tentunya kita tak kalah saing dengan negara lain. Komunikasi massa merupakan salah sarana alternative untuk melakukan komunikasi secara efektif.
B.  Rumusan Masalah
1.            Mengetahui pengertian dari komunikasi massa ?
2.            Apa fungsi dari komunikasi massa?
3.            Bagaimana  efek komunikasi massa?
4.            Apa faktor yang mempengaruhi komunikasi massa?
5.            Bagaimana komunikasi massa yang efektif?
C.  Tujuan
1.            Mengetahui pengertian dari komunikasi massa ?
2.            Apa fungsi dari komunikasi massa?
3.            Bagaimana efek komunikasi massa?
4.            Apa faktor yang mempengaruhi komunikasi massa?
5.            Bagaimana komunikasi massa yang efektif?
BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian
Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.

Massa
Massa mengandung pengertian orang banyak, mereka tidak harus berada di lokasi tertentu yang sama, mereka dapat tersebar atau terpencar di berbagai lokasi, yang dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan dapat memperoleh pesan-pesan komunikasi yang sama. Berlo (dalam Wiryanto, 2005) mengartikan massa sebagai meliputi semua orang yang menjadi sasaran alat-alat komunikasi massa atau orang-orang pada ujung lain dari saluran.

Komunikasi Massa
Komunikasi massa ( mass comunication ) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak ( surat kabar, majalah) atau elektronik (radio,televisi), berbiaya relatif mahal, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim, dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektonik). Meskipun khalayak ada kalanya menyampaikan pesan kepada lembaga ( dalam bentuk saran-saran yang sering tertunda), proses komunikasi didominasi oleh lembaga, karena lembagalah yang menentukan agendanya. Komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi publik dan komunikasi organisasi berlangsung juga dalam proses untuk mempersiapkan pesan yang disampaikan media massa ini.


B.  Fungsi Komunikasi Massa
Sejumlah upaya mencoba mensistimasikan fungsi utama media (tujuan atau efek; dimaksudkan atau tidak dimaksudkan), yang pada mulanya dimulai oleh Laswell yang memberikan ringkasan kesimpulan mengenai fungsi dasar komunikasi sebagai berikut : pengawasan, lingkungan, pertalian (korelasi) bagian-bagian masyarakat dalam memberikan respon terhadap lingkungannya; transmisi warisan kebudayaan. Wright memberikan skema dasar media ini untuk menggambarkan efek media yang begitu banyak jumlahnya.
1.          Fungsi Utama Media Massa Bagi Masyarakat

a. Informasi
·         Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat dan dunia 
·         Menunjukkan hubungan kekuasaan
·         Memudahkan inovasi, adaptasi dan kemajuan
b. Korelasi
·         Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan informasi
·         Menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan
·         Melakukan sosialisasi
·         Mengkoordinasikan beberapa kegiatan
·         Membentuk kesepakatan
·         Menentukan urutan prioritas dan memberikan status relative
c. Kesinambungan
·         Mengekspresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan kebudayaan khusus   (subculture) serta perkembangan budaya baru.
·         Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai
d. Hiburan
·         Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian dan sarana relaksasi
·         Meredakan ketegangan social
e. Mobilisasi
·         Mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, pembangunan ekonomi, pekerjaan dan agama
2. Fungsi Utama Media Massa Bagi Individu
a. Informasi
Ø  Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan, masyarakat, dan dunia
Ø  Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, dan pilihan  
Ø  Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum
Ø  Belajar, rasa ingin tahu dan minat umum
Ø  Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan
b. Indentitas Pribadi
·         Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi
·         Menemukan model prilaku
·         Mengidenifikasikan diri dengan nilai-nilai lain
·         Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri
c. Integrasi dan Interaksi Sosial
·         Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain; empati sosial
·         Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki
·         Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial
·         Memperoleh teman selain dari manusia
·         Membantu menjalankan peran sosial
·         Memungkinkan seorang untuk dapat menghubungi sanak-keluarga, teman
            dan masyarakat

d. Hiburan
·         Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan
·         Bersantai
·         Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis
·         Mengisi waktu
·         Penyaluran Emosi


C.  Efek Komunikasi Massa
Schramm dalam bukunya How Communication Works, sebagaimana dikutip Jean M. Civikly (1974) menggolongkan efek komunikasi massa ke dalam efek yang bersifat khusus dan efek bersifat umum.
1.      Efek Umum
Efek umum menyangkut efek dasar yang diramalkan dapat terjadi akibat pesan-pesan yang disiarkan melalui media massa. Schramm mengemukakan bahwa komunikasi massa mempunyai efek yang mengembang. Sebab, dalam banyak hal, komunikasi massa telah mengambil alih fungsi komunikasi sosial. Secara umum, komunikasi melalui media massa telah menciptakan suatu jaringan pengertian, yang tanpa itu tidak mungkin tercipta masyarakat yang besar dan modern. Komunikasi massa mempunyai pengaruh besar terhadap modernisasi. Efek seperti itu merupakan efek dasar yang terjadi dari hari ke hari secara terus menerus.

2.      Efek Khusus
Efek khusus terutama menyangkut ramalan tentang efek yang diperkirakan akan timbul pada individu-individu dalm suatu mass audience pada perilaku mereka dalam menerima pesan-pesan media massa. Shramm mengatakan “kita tidak dapat meramalkan efek pada mass audience. Kita hanya dapat meramalkan efek pada perorangan”. Pengetahuan tentang efek komunikasi massa menurut Shramm berkisar pada interaksi antara pesan, situasi, kepribadian dan kelompok. Karena organisasi komunikasi sedikit sekali pengetahuannya tentang perorangan dalam mass audience, maka ramalan tentang efek cukup sulit. Beberapa faktor yang juga dapat mempengaruhi efek, misalnya salah dengar, daya baca yang semakin menurun setelah membaca sekian lama sehingga tulisan panjang tidak sempat terbaca.

D.  Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Massa
Dalam hal selektifitas yang dimiliki komunikan ini diketahui bahwa seseorang akan memilih pesan tergantung pada dua faktor :
            a. Expectation of reward : mengharapkan ganjaran
            b. Effort to be required : menghendaki suatu usaha

              Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi pada umumnya, yakni kemungkinan berbagai hambatan yang dapat timbul. Oleh karena itu perlu diketahui    hambatan-hambatantersebut :
            1) Kebisingan
            2) Keadaan psikologis komunikan
            3) Kekurangan ketrampilan komunikator atau komunikan
            4) Kesalahan penilaian oleh komunikator
            5) Kurangnya pengetahuan komunikator / komunikan
            6) Bahasa
            7) Isi pesan berlebihan
            8) Bersifat satu arah
            9) Faktor teknis
            10) Kepentingan / interest
            11) Prasangka
            12) Cara penyajian terlalu verbalistik dan sebagainya

E. Komunikasi Massa Yang Efektif
            Komunikasi massa yang efektif idealnya memperhatikan hal berikut;
1.      Feedback. Meskipun umpan balik komunikasi massa tidak bersifat langsung dan berlaku satu arah namun komunikator perlu memperhatikan umpan balik yang diberikan oleh publik.

2.      Efek emosi. Perlu adanya efek emosi, baik emosi positif (senang, bahagia, terhibur) maupun emosi negatif (marah, jengkel, sedih) sehingga komunikasi massa ini efektif untuk tertanam dalam hati dan ingatan publik.

3.      Pesan moral. Tentunya komunikasi massa perlu adanya pesan moral yang mengajak kepada kebaikan sehingga hal-hal positif dapat ditumbuhkembangkan dengan baik melalui komunikasi massa.

4.      Etika, yaitu kandungan komunikasi massa tidak menyinggung atau menyudutkan pihak lain sehingga etika komunikasi massa perlu ditegakkan.

BAB III
KESIMPULAN

                 Dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Fungsi media massa ada 2, bagi masyarakat dan bagi individu. Untuk yang bagi masyarakat terdiri dari informasi, korelasi, kesinambungan, hiburan, mobilisasi. Sedangkan bagi individu yakni informasi, indentitas pribadi, integrasi dan interaksi social juga sebagai hiburan. Dalam komunikasi massa terdapat 2 efek, yakni efek umum dan efek khusus. Dan agar menghasilkan komunikasi massa yang efektif sebaiknya kita memperhatikan umpan balik, efek emosi, pesan moral dan etika. Apabila semua hal tersebut telah diperhatikan dengan baik kemungkinan besar komunikasi massa akan berjalan dengan efektif dan efisien.
  

DAFTAR PUSTAKA

Prof.Drs. H. A. W. Widjaja, Komunikasi Dan Hubungan masyarakat, Universitas Negeri Surabaya
Nurudin, 2007, Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta, PT. RajaGraindo Persada
Wiryanto, 2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
Susanto, Astrid, 1986, Filsafat Komunikasi, Bandung, Bina Cipta

Mulyana Deddy, 2004, Komunikasi Efketif, Bandung, PT Remaja Rosdakarya

0


Pengertian Supervisi

Sebagai salah satu dari fungsi manajemen, pengertian supervisi telah berkembang secara khusus. Secara umum yang dimaksud dengan supervisi adalah melakukan pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahan untuk kemudian apabila ditemukan masalah, segera diberikan petunjuk atau bantuan yang bersifat langsung guna mengatasinya (Azwar, 1996).
Muninjaya (1999) menyatakan bahwa supervisi adalah salah satu bagian proses atau kegiatan dari fungsi pengawasan dan pengendalian (controlling). Swanburg (1990) melihat dimensi supervisi sebagai suatu proses kemudahan sumber-sumber yang diperlukan untuk penyelesaian suatu tugas ataupun sekumpulan kegiatan pengambilan keputusan yang berkaitan erat dengan perencanaan dan pengorganisasian kegiatan dan informasi dari kepemimpinan dan pengevaluasian setiap kinerja karyawan. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan supervisi adalah kegiatan-kegiatan yang terencana seorang manajer melalui aktifitas bimbingan, pengarahan, observasi, motivasi dan evaluasi pada stafnya dalam melaksanakan kegiatan atau tugas sehari-hari (Arwani, 2006).

Manfaat dan Tujuan Supervisi
Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh banyak manfaat. Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut (Suarli & Bachtiar, 2009) :
1) Supervisi dapat meningkatkan efektifitas kerja. Peningkatan efektifitas kerja ini erat hubungannya dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan bawahan, serta makin terbinanya hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis antara atasan dan bawahan.
2) Supervisi dapat lebih meningkatkan efesiensi kerja. Peningkatan efesiensi kerja ini erat kaitannya dengan makin berkurangnya kesalahan yang dilakukan bawahan, sehingga pemakaian sumber daya (tenaga, harta dan sarana) yang sia-sia akan dapat dicegah.
Apabila kedua peningkatan ini dapat diwujudkan, sama artinya dengan telah tercapainya tujuan suatu organisasi. Tujuan pokok dari supervisi ialah menjamin pelaksanaan berbagai kegiatan yang telah direncanakan secara benar dan tepat, dalam arti lebih efektif dan efesien, sehingga tujuan yang telah ditetapkan organisasi dapat dicapai dengan memuaskan (Suarli & Bachtiar, 2008).


Frekuensi Pelaksanaan Supervisi
Supervisi harus dilakukan dengan frekuensi yang berkala. Supervisi yang dilakukan hanya sekali bisa dikatakan bukan supervisi yang baik, karena organisasi/lingkungan selalu berkembang. Oleh sebab itu agar organisasi selalu dapat mengikuti berbagai perkembangan dan perubahan, perlu dilakukan berbagai penyesuaian. Supervisi dapat membantu penyesuaian tersebut yaitu melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan bawahan.
Tidak ada pedoman yang pasti mengenai berapa kali supervisi harus dilakukan. Yang digunakan sebagai pegangan umum, supervisi biasanya bergantung dari derajat kesulitan pekerjaan yang dilakukan, serta sifat penyesuaian yang akan dilakukan. Jika derajat kesulitannya tinggi serta sifat penyesuaiannya mendasar, maka supervisi harus lebih sering dilakukan.

Prinsip-prinsip Pokok dalam Supervisi
Kegiatan supervisi mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang kondusif dan nyaman yang mencakup lingkungan fisik, atmosfer kerja, dan jumlah sumber sumber yang dibutuhkan untuk memudahkan pelaksanaan tugas. Untuk itu diperlukan beberapa prinsip pokok pelaksanaan supervisi. Prinsip pokok supervisi secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut (Suarli dan Bahtiar, 2009):
1) Tujuan utama supervisi ialah untuk lebih meningkatakan kinerja bawahan, bukan untuk mencari kesalahan. Peningkatan kinerja ini dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap pekerjaan bawahan, untuk kemudian apabila ditemukan masalah, segera diberikan petunjuk atau bantuan untuk mengatasinya.
2) Sejalan dengan tujuan utama yang ingin dicapai, sifat supervisi harus edukatif dan suportif, bukan otoriter.
3) Supervisi harus dilakukan secara teratur atau berkala. Supervisi yang hanya dilakukan sekali bukan supervisi yang baik.
4) Supervisi harus dapat dilaksanakan sedemikan rupa sehingga terjalin kerja sama yang baik antara atasan dan bawahan, terutama pada saat proses penyelesaian masalah, dan untuk lebih mengutamakan kepentingan bawahan.
5) Strategi dan tata cara supervisi yang akan dilakukan harus sesuai dengan kebutuhan masing-masing bawahan secara individu. Penerapan strategi dan tata cara yang sama untuk semua kategori bawahan, bukan merupakan supervisi yang baik.
6) Supervisi harus dilaksanakan secara fleksibel dan selalu disesuaikan dengan perkembangan.

Pelaksana Supervisi
Menurut Bactiar dan Suarly, (2009) yang bertanggung jawab dalam melaksanakan supervisi adalah atasan yang memiliki kelebihan dalam organisasi. Idealnya kelebihan tersebut tidak hanya aspek status dan kedudukan, tetapi juga pengetahuan dan keterampilan. Berdasarkan hal tersebut serta prinsip-prinsip pokok supervisi maka untuk dapat melaksanakan supervisi dengan baik ada beberapa syarat atau karasteristik yang harus dimilki oleh pelaksana supervisi (supervisor). Karasteristik yang dimaksud adalah:
1) Sebaiknya pelaksana supervisi adalah atasan langsung dari yang disupervisi. Atau apabila hal ini tidak mungkin, dapat ditunjuk staf khusus dengan batas-batas wewenang dan tanggung jawab yang jelas.
2) Pelaksana supervisi harus memilki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk jenis pekerjaan yang akan disupervisi.
3) Pelaksana supervisi harus memiliki keterampilam melakukan supervisi artinya memahami prinsip-prinsip pokok serta tehnik supervisi.
4) Pelaksana supervisi harus memilki sifat edukatif dan suportif, bukan otoriter.
5) Pelaksana supervisi harus mempunyai waktu yang cukup, sabar dan selalu berupaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku bawahan yang disupervisi.

Teknik Supervisi
Tehnik pokok supervisi pada dasarnya identik dengan tehnik penyelesaian masalah. Bedanya pada supervisi tehnik pengumpulan data untuk menyelesaikan masalah dan penyebab masalah menggunakan tehnik pengamatan langsung oleh pelaksana supervisi terhadap sasaran supervisi, serta pelaksanaan jalan keluar. Dalam mengatasi masalah tindakan dapat dilakukan oleh pelaksana supervisi, bersama-sama dengan sasaran supervisi secara langsung di tempat . Dengan perbedaan seperti ini, jelaslah bahwa untuk dapat melaksanakan supervisi yang baik ada dua hal yang perlu diperhatikan (Bachtiar dan Suarli, 2009):

1. Pengamatan langsung
Pengamatan langsung harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Untuk itu ada beberapa hal lain yang harus diperhatikan.
a. Sasaran pengamatan. Pengamatan langsung yang tidak jelas sasarannya dapat menimbulkan kebingungan, karena pelaksana supervisi dapat terperangkap pada sesuatu yang bersifat detail. Untuk mencegah keadaan yang seperti ini, maka pada pengamatan langsung perlu ditetapkan sasaran pengamatan, yakni hanya ditujukan pada sesuatu yang bersifat pokok dan strategis saja (selective supervision).
b. Objektivitas pengamatan. Pengamatan langsung yang tidak terstandardisasi dapat menggangu objektivitas. Untuk mencegah keadaan yang seperti ini, maka pengamatan langsung perlu dibantu dengan dengan suatu daftar isi yang telah dipersiapkan. Daftar tersebut dipersiapkan untuk setiap pengamatan secara lengkap dan apa adanya.
c. Pendekatan pengamatan. Pengamatan langsung sering menimbulkan berbagai dampak dan kesan negatif, misalnya rasa takut dan tidak senang, atau kesan menggangagu kelancaran pekerjaan. Untuk mengecek keadaan ini pengamatan langsung harus dilakukan sedemikian rupa sehingga berbagai dampak atau kesan negatif tersebut tidak sampai muncul. Sangat dianjurkan pengamatan tersebut dapat dilakukan secara edukatif dan suportif, bukan menunjukkan kekuasaan atau otoritas.
2. Kerja sama

Agar komunonikasi yang baik dan rasa memiliki ini dapat muncul, pelaksana supervisi dan yang disupervisi perlu bekerja sama dalam penyelesaian masalah, sehingga prinsip-prinsip kerja sama kelompok dapat diterapkan. Masalah, penyebab masalah serta upaya alternatif penyelesaian masalah harus dibahas secara bersama-sama. Kemudian upaya penyelesaian masalah tersebut dilaksanakan secara bersama-sama pula.

0
Diberdayakan oleh Blogger.

About

Blogger templates

About Me

Blogger news

Blogroll

Followers